Save the "Ranu Pane"

Kondisi Terakhir "Ranu Pane" Oktober 2011
Bilangnya elo, disini ada semacam ranu ya? koq adanya tanah lapang?#PotonganDialog "Tanah lapang" terkadang menjadi komentar yang sering kita dengarkan dari orang-orang yang belum pernah bepergian ke Gunung Sumeru. Ya begitulah, tanah lapang yang dimaksudkan adalah wilayah Ranu Pane yang mulai tertutup oleh gulma air yang bernama Salvinia Molesta. Gulma-gulma tersebut menutupi hampir seluruh dari permukaaan ranu pane. Perlu diketahui sebelumnya, daerah ranu pane merupakan salah satu titik pendakian awal dan pos perizinan terakhir bagi para mountainer sebelum melanjutkan pendakian ke Gunung Sumeru. Ranu pani terletak pada koordinat 8° 1' 0" S112° 57' 0" E  2300 Mdpl  Luas 4 Ha serta terletak pada kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ( Taman Nasional Bromo Tengger Sumeru).

Salvinia Molesta di Ranu Pane
Gulma-gulma tersebut tumbuh begitu cepat. Hasil penelitian dari negara-negara sebelumnya yang pernah mengalami serangan gulma S. Molesta salah satunya Lake Wilson di Hawaii, S.Molesta berkembang biak secara aseksual dengan tumbuh dari potongan tubuh indukannya dan spora. Pertumbuhan extreme dari S.Molesta malah berasal dari potongan-potongan indukannya, satu potongan tubuh S.Molesta dapat menghasilkan sekitar 5 anakan. Waktu pertumbuhannya pun juga sangat cepat, yaitu 2.2-2.5 hari akan berkembang biak menjadi banyak dari potongan indukan utama.

Hipotesa Penyebaran Gulma :
Habitat asli dari Salvinia Molesta  sebenarnya berasal dari bagian tenggara Brasil, namun penyebarannya hampir di beberapa tempat di seluruh dunia. Kemungkinan penyebaran disebabkan oleh spora yang terbawa oleh hewan air yang menempel di tubuhnya, kemudian spora tersebut jatuh pada genangan air. Karena kondisi tempat tersebut itu cocok dengan kebutuhan hidup dari S.Molesta, maka spora akan menjadi prothallium. Anteredium (jantan) dan arkogenium (betina) akan dihasilkan dari prothallium yang akhirnya akan menghasilkan zigot(bakal calon tumbuhan paku baru). Lebih lengkapnya daur hidupnya dapat dilihat pada life circle dibawah ini.
Life circle fern (ensiklopedia.gudangmateri.com)
Mengapa penyebaran S.Molesta di Ranu pane dapat terjadi begitu cepat dan massive? Ada beberapa dugaan sementara yang dapat di kemukakan yaitu :
  1. Ranu Pane merupakan tampungan/wadah air yang berasal dari aliran air (hujan) dari bukit melewati lembahan-lembahan dan saluran air warga. Kondisi air terperangkap ini, merupakan syarat ideal berkembangnya S.Molesta dengan baik karena pertumbuhan spora dan fragmennya tidak bergerak/menghilang.
  2. Limbah pupuk pertanian, sisa-sisa pupuk ini ikut mengalir bersama aliran air yang menuju ranu pane. Bila diperhatikan di wilayah sekitar Ranu Pane, lahan pertanian berada di bukit-bukit yang posisinya lebih tinggi dari R.Pane. Sisa-sisa pupuk ini dimungkinkan menambah tingkat unsur hara air R.Pane, sehingga pertumbuhan S.Molesta berkembang sangat cepat.
  3. Pembawa/Carrier dari Hewan atau manusia yang secara sengaja maupun tidak sengaja membawa bibit S.Molesta. Hal ini dikarenakan, aktivitas manusia dan hewan cukup sering di wilayah ini karena merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Sumeru (TNBTS).
  4. Kelambanan dan kurang responsifnya petugas TNBTS terhadap masalah yang terjadi. Penyelesaian cenderung di ulur-ulur hingga masalah penyebaran S.Molesta tidak terkontrol sampai sekarang. 
Citraan Hipotesa Awal
Apa kerugiannya?


  • S.Molesta menjadi penyebab kedangkalan (Sidementasi) Ranu Pane. Pada awalnya kedalaman titik tengah Ranu pane yaitu 6 meter, namun kini tinggal 4 meter saja (Berdasarkan pengukuran dari Mapalipma).
  • Hewan-hewan endemis maupun tumbuhan lainnya tidak dapat berkembang karena kekurangan asupan oxygen.
  • Secara historis, Ranu pane merupakan salah satu situs sejarah dan menyimpan memoria yang cukup dalam bagi beberapa pihak. Bila tidak segera ditangani, masyarakat Indonesia pada umumnya akan kehilangan salah satu situs bersejarah.
  • Ekonomis, TNBTS akan kehilangan salah satu daya tariknya selain Gunung Sumeru, karena kehilangan aset Ranu Pane.
What we do?
Penanganan S.Molesta di Ranu Pane saat ini dilakukan secara Mekanik (Manual). Pada Bulan Oktober, Pihak Biologi Universitas Brawijaya bersama beberapa Organisasi Pecinta Alam melakukan gerakan "Bersih Ranu Pane". Acara ini dilakukan secara bertahap yaitu 4 kali, dengan mengambil waktu setiap Sabtu-Minggu selama bulan oktober. Kegiatan yang dilakukan adalah pengangkatan secara manual S.Molesta ke pinggir R.Pane kemudian dibiarkan mengering hingga mati. Sedangkan, untuk teknis pelaksanaannya, ada dua cara, yang pertama baik secara kelompok maupun individu langsung mengumpulkan S.Molesta dan meletakkannya di pinggir Ranu, kemudian tim yang lain akan membawa tumpukan S.Molesta tersebut jauh sekitar 30 meter dari mulut Ranu. Kedua, metode jaring dimana akan terbentuk dua tim. Tim pertama bertugas mengumpulkan/menggiring/memadatkan S.Molesta dengan bantuan belahan bambu, sedangkan tim kedua akan memasang jaring di luar belahan bambu tim pertama dan akan ditarik menggunakan bantuan mobil serta jeep.
Metode manual per Individu mengumpulkan S. Molesta

Metode jaring dengan bantuan tarikan mobil

Membawa tumpukan S.Molesta menjauh dari Ranu Pane

Seorang turis (Richard) tergerak untuk membantu


























































Hal sangat disayangkan dari kegiatan ini, yaitu karena waktu pelaksanaan terlalu singkat maka target untuk membersihkan Ranu Pane secara keseluruhan tidak dapat tercapai. Akhirnya tujuan dari kegiatan ini adalah menggalang aksi dukungan/perhatian masyarakat sekitar Ranu Pane agar dapat lebih peduli dengan pentingnya keberadaan Ranu Pane.

Problem :
  • Perkembangan  S.Molesta yang terlalu cepat dan massive sehingga tidak dapat terkontrol
  • Warga sekitar Ranu Pane kurang peduli dengan keberadaan Ranu Pane tersebut atau telah merasa putus asa karena pemecahan masalah tidak ditemukan.
  • Satu-satunya solusi untuk mengatasi permasalahan dari  S.Molesta adalah cara mekanik, sementara itu cara biologis dan kimiawi masih dalam pertimbangan. Penelitian lebih lanjut di perlukan untuk mendukung penyelesaian menggunakan dua metode tersebut.
  • Yang diharapkan memiliki rasa bertanggung jawab dari permasalahan Ranu Pane adalah setiap orang yang merasa dirinya adalah Pecinta Alam
Warga menyaksikan pembersihan Ranu Pane

Solusi :
  • Penelitian untuk memutus daur hidup  S.Molesta segera dilakukan agar permasalahan dapat diselesaikan atau paling tidak mengurangi dampak berkelanjutan.
  • Pemerintah dan Instansi terkait segera menjadi penyokong untuk mensponsori dan mengajak pecinta alam community untuk menyelesaikan permasalah Ranu Pane bersama.
  • Perlunya dilakukan penanganan sementara namun secara continue terhadap S.Molesta, yaitu dengan metode peng-Karvak-an(Peng-Isoliran). Jadi, metode mekanik pengangkatan  S.Molesta tetap dilakukan secara rutin, namun dengan metode karvak dimana beberapa wilayah R.Pane di plotting agar penyebaran bibit  S.Molesta tidak menutupi R.Pane secara keseluruhan.
Tranportasi :
Alat transportasi yang paling murah menuju R.Pane adalah Menggunakan Sepeda motor dengan waktu tempuh sekitar 3 Jam dari kota Malang. Yang lainnya menggunakan Truk Sayur atau menggunakan Carteran jeep maupun truck. Ada 3 Jalur menuju Ranu pane:
  • Malang ---> Tumpang ---> Ngadas ---> Ranu Pane  (+/- 3 Jam)
  • Lumajang ---> Senduro ---> Ranu Pane ( 2-3 Jam)
  • Probolinggo --->Tosari---> Bromo ---> Ranu Pane (+/- 3 Jam)
Sumber foto : dok.pribadi dan ensiklopedia.gudangmateri.com

Comments

  1. Dalam pengendalian di beberapa Negara seperti di Zimbawe, Australia, dan Amerika Selatan salvinia molesta tidak dapat menggunakan herbisida, beberapa studi kasus dilakukan dan berhasil menemukan pengendali hayati salvinia molesta yakni dengan kumbang moncong (Cyrtobagus salviniae) dari famili Curculionidae dengan membuat lubang di rishoma, memakan jaringan vaskuler, sehingga membunuh gulma

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cakrawala Pagi Pantai Kampung Baru, Mangkupadi Kabupaten Bulungan

Mie Ayam Khas Pagak , Malang Selatan

Nasi Kuning Ijay Samarinda